PENGARUH ISOLATOR GLASSWOOL DAN STYROFOAM PADA ALAT UJI KALORIMETER

Alfaris, Muhammad Labib (2025) PENGARUH ISOLATOR GLASSWOOL DAN STYROFOAM PADA ALAT UJI KALORIMETER. Diploma thesis, Politeknik Negeri Sriwijaya.

[img]
Preview
Text (Cover)
COVER.pdf - Published Version

Download (726kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Abstrak)
ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (166kB) | Preview
[img] Text (Bab I)
BAB I.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (181kB)
[img] Text (Bab II)
BAB II.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (366kB)
[img] Text (Bab III)
BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (600kB)
[img] Text (Bab IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text (Bab V)
BAB V.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (162kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (148kB)
[img] Text (Lampiran)
LAMPIRAN.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh isolator termal glasswool dan styrofoam terhadap kinerja alat uji kalorimeter. Kalorimeter tanpa isolator cenderung kehilangan panas akibat pengaruh suhu lingkungan, sehingga perlu ditambahkan isolator untuk mengurangi perpindahan panas secara konduksi. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan tiga pengujian: kalor konduksi, perubahan suhu selama 30 menit, dan suhu kesetimbangan antara air panas dan oli bekas. Hasil menunjukkan bahwa penambahan isolator secara signifikan menurunkan kalor konduksi; dari 172.080 W tanpa isolator menjadi 13,34 W dengan glasswool dan 11,81 W dengan styrofoam. Pengujian perubahan suhu menunjukkan penurunan terbesar tanpa isolator (hingga 8,7°C), sedangkan styrofoam hanya mengalami penurunan sekitar 4°C. Uji kesetimbangan suhu menunjukkan styrofoam mampu mempertahankan suhu hingga 77,9°C dibandingkan 75,2°C tanpa isolator. Semua data telah dianalisis menggunakan uji ANOVA dan menunjukkan pengaruh jenis isolator yang signifikan (p < 0,05). Kesimpulannya, isolator, terutama styrofoam, terbukti efektif meningkatkan efisiensi termal dan kestabilan suhu pada sistem kalorimeter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh isolator termal glasswool dan styrofoam terhadap kinerja alat uji kalorimeter. Kalorimeter tanpa isolator cenderung kehilangan panas akibat pengaruh suhu lingkungan, sehingga perlu ditambahkan isolator untuk mengurangi perpindahan panas secara konduksi. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan tiga pengujian: kalor konduksi, perubahan suhu selama 30 menit, dan suhu kesetimbangan antara air panas dan oli bekas. Hasil menunjukkan bahwa penambahan isolator secara signifikan menurunkan kalor konduksi; dari 172.080 W tanpa isolator menjadi 13,34 W dengan glasswool dan 11,81 W dengan styrofoam. Pengujian perubahan suhu menunjukkan penurunan terbesar tanpa isolator (hingga 8,7°C), sedangkan styrofoam hanya mengalami penurunan sekitar 4°C. Uji kesetimbangan suhu menunjukkan styrofoam mampu mempertahankan suhu hingga 77,9°C dibandingkan 75,2°C tanpa isolator. Semua data telah dianalisis menggunakan uji ANOVA dan menunjukkan pengaruh jenis isolator yang signifikan (p < 0,05). Kesimpulannya, isolator, terutama styrofoam, terbukti efektif meningkatkan efisiensi termal dan kestabilan suhu pada sistem kalorimeter. Kata kunci: kalor konduksi, isolator termal, glasswool, styrofoam, perpindahan panas.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: kalor konduksi, isolator termal, glasswool, styrofoam, perpindahan panas
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Divisions: Mechanical Engineering > Undergraduate Theses
Depositing User: Pustaka Teknik Mesin
Date Deposited: 27 Oct 2025 02:11
Last Modified: 27 Oct 2025 02:11
URI: http://eprints.polsri.ac.id/id/eprint/21060

Actions (login required)

View Item View Item