Oktadina, Putri Afifa Nur (2023) CATALYTIC CRACKING MINYAK JELANTAH SEBAGAI BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN KATALIS CoMo/ BOTTOM ASH TERAKTIVASI. Masters thesis, Politeknik Negeri Sriwijaya.
![]() |
Text (COVER)
ilovepdf_merged.pdf Download (1MB) |
|
![]() |
Text
Bab 1.pdf Download (532kB) |
|
![]() |
Text
Bab 2.pdf Download (710kB) |
|
![]() |
Text
Bab 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (581kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
Bab 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (665kB) | Request a copy |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (506kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Dapus.pdf Download (512kB) | Preview |
|
![]() |
Text (Dokumentasi Penelitian)
Lampiran 2.pdf Download (1MB) |
Abstract
Energi merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan sehari- hari. Segala aktivitas yang dilakukan membutuhkan energi. Bahan bakar minyak menjadi energi yang paling umum digunakan. Saat ini bahan bakar umumnya berasal dari minyak mentah yang diambil dari dalam perut bumi yang ketersediaannya semakin menipis, sehingga dibutuhkan sumber bahan bakar pengganti minyak bumi. Biofuel merupakan bahan bakar alternatif yang dapat diproduksi dengan sumber yang berasal dari minyak sayur atau biasa kita sebut minyak nabati. Salah satu minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan baku biofuel adalah minyak jelantah. Minyak jelantah memiliki rantai hidrokarbon panjang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati (biofuel). Komposisi asam lemak dalam minyak jelantah yang paling tinggi adalah asam oleat (C18H34O2). Untuk memecah molekul senyawa rantai panjang tersebut diperlukan proses perengkahan (cracking). Catalytic cracking adalah suatu proses pemutusan senyawa hidrokarbon rantai panjang menjadi senyawa hidrokarbon dengan rantai yang lebih pendek. Hasil Analisa karakteristik terhadap minyak jelantah diperoleh kandungan asam palmitat sebesar 22,11% yang merupakan salah satu bahan utama biofuel. Sedangkan karakteristik dari bottom ash batubara sebagai katalis didapat silicon dioksida (SiO2) sebesar 48,61%, Aluminium Oksida (Al2O3) 13,97%, Besi (III) Oksida (Fe2O3) 4,40%, Kalsium Oksida (CaO) 2,92%, Magnesium Oksida (MgO) 0,82%, dan Kalium Oksida(K2O) 0,48%. Untuk mempercapat proses menghasilkan biofuel maka digunakan katalis CoMo/Bottom ash. Pada penelitian ini digunakan variasi jumlah komposit katalis dari CoMo/Bottom Ash teraktivasi serta variasi suhu 100, 150, dan 200 oC untuk menghasilkan biofuel yang optimal. Biofuel yang diproduksi pada penelitian ini memiliki karakteristik sesuai dengan standar mutu Biodiesel yaitu Densitas dengan range 0,8432 – 1,0346 gr/ml, titik nyala 71 – 78,3 oC, viskositas kinematik 2,306 – 2,616 mm2/s dan Cetane Number 52,4 – 54,4. Kemudian hasil analisa GC-MS menunjukkan bahwa biofuel yang di produksi memiliki rantai atom dengan senyawa C5-C14 sebagai fraksi dominan, yaitu sebesar 47,24 %. Dilihat dari data yang dihasilkan, data optimum terdapat pada penggunaan komposit CoMo/BA 100 : 0 yang mana pada persentasi katalis 0,5%, 1% dan 1,5% dengan suhu 100, 150 dan 200 oC semuanya menghasilkan produk biofuel serta memiliki nilai cetane number paling tinggi yaitu 54,4 artinya katalis CoMo berdampak paling tinggi pada penelitian ini dibandingkan campuran ataupun Bottom Ash murni.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Catalytic cracking, minyak jelantah, biofuel, Katalis CoMo/BA, GC-MS Kepustakaan :31 (1977-2022) |
Subjects: | T Technology > T Technology (General) |
Divisions: | Energy Engineering > Research |
Depositing User: | Mrs Trisni Handayani |
Date Deposited: | 04 Sep 2024 04:25 |
Last Modified: | 04 Sep 2024 04:25 |
URI: | http://eprints.polsri.ac.id/id/eprint/15443 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |